Kamis, 10 Januari 2013 0 komentar

Perencanaan dan Perancangan Produksi Jus Buah Herbal (bab 3)


BAB III
PENGUMPULAN DATA


3.1       Flowchart Pengumpulan Data
            Metode pengumpulan data pada laporan hasil wawancara ini digambarkan dengan menggunakan flowchart. Berikut ini adalah urutan kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan flowchart beserta penjelasannya.                    


Gambar 3.1 Flowchart Pengumpulan Data
3.2       Penjelasan Flowchart Pengumpulan Data
            Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis usaha yang akan dibahas, yaitu usaha jus buah herbal SEHATI, setalah jenis usaha ditentukan selanjutnya adalah menentukan waktu kunjungan dan wawancara. Tahap selanjutnya adalah menyiapkan pertanyaan dan alat bantu yang akan digunakan dalam wawancara seperti alat tulis, lembar pertanyaan, lembar catatan, dan handphone. Wawancara dan pengumpulan data akan dimulai ketika semua pertanyaan dan alat bantu sudah tersedia dan siap untuk digunakan. Kunjungan dan wawancara dilakukan sampai semua pertanyaan yang disiapkan telah disampaikan dalam wawancara tersebut. Kunjungan dan wawancara juga bermaksud untuk memperoleh data jumlah produksi 2 varian rasa jus buah (jeruk dan alpukat) pada periode Januari 2011 hingga Desember 2012. Kunjungan dan wawancara tersebut akan selesai dilakukan jika semua data sudah diperoleh dengan cukup. Hasil dari kunjungan dan wawancara yang dilakukan akan disajikan dalam bentuk laporan hasil wawancara.

3.3       Peralatan yang Digunakan
            Terdapat beberapa peralatan yang digunakan pada saat wawancara. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai peralatan yang digunakan dalam melakukan wawancara mengenai usaha jus buah herbal SEHATI.
1.      Alat tulis, digunakan untuk mencatat hasil dari proses wawancara yang dilakukan.
2.      Lembar pertanyaan, digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk menyampaikan pertanyaan dalam wawancara.
3.      Lembar catatan, digunakan untuk mencatat hal-hal inti yang diperoleh saat wawancara.
4.      Handphone digunakan untuk merekam proses wawancara.

3.4       Data Hasil Kunjungan ke Usaha Jus buah herbal SEHATI
            Berdasarkan kunjungan pada usaha jus buah herbal SEHATI didapat data jumlah produksi 2 varian rasa jus (jeruk dan alpukat) pada periode Januari 2011 hingga Desember 2012 serta beberapa gambar yang terkait dengan usaha jus buah herbal SEHATI. Berikut ini adalah data yang diperoleh selama wawancara dan kunjungan tersebut.

Tabel 3.1 Jumlah Produksi dari 2 Varian Rasa Jus buah herbal SEHATI
Bulan ke-
Jumlah Produksi Jus buah herbal SEHATI Periode januari 2011-desember 2012
(Botol)
Jeruk
Alpukat
1
1745
440
2
1956
1334
3
1328
1336
4
1980
1569
5
1783
1627
6
978
920
7
876
1514
8
2106
2000
9
879
1820
10
1273
1299
11
899
961
12
890
1132

0 komentar

Perencanaan dan Perancangan Produksi Jus Buah Herbal (bab 2)


BAB II
LANDASAN TEORI


2.1       Definisi Peramalan
            Peramalan adalah metode untuk memperkirakan suatu nilai di masa depan dengan menggunakan data masa lalu. Peramalan juga dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian pada masa yang akan datang, sedangkan aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan suatu produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat (Gaspersz, 2002, hal.71).
            Peramalan bukanlah suatu dugaan , karena dugaan hanya mengestimasikan masa mendatang berdasarkan perkiraan saja sedangkan peramalan menggunakan perhitungan matematis sebagai bahan pertimbangan. Peramalan adalah dugaan yang dibuat secara sederhana tentang apa yang akan terjadi di masa depan berdasarakan informasi yang tersedia saat ini (Gaspersz, 2002).
            Dengan kata lain , peramalan adalah proses untuk menduga kejadian atau kondisi di masa mendatang berdasarkan data historis dan pengalaman untuk menemukan kecenderungan dari pola sistematis yang bertujuan memperkecil resiko kesalahan.

2.2       Langkah-Langkah Peramalan
Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah atau prosedur penyusunan yang baik yang akan menentukan kualitas atau mutu dari hasil peramalan yang disusun. Pada dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting, yaitu (Assauri, 1984, p5):
1.        Menganalisis data yang lalu, tahap ini berguna untuk pola yang terjadi pada masa lalu.
2.        Menentukan metode yang dipergunakan. M etode yang baik adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi.
3.        Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang dipergunakan, dan mempertimbangkan adanya beberapa faktor perubahan (perubahan kebijakan-kebijakan yang mungkin terjadi, termasuk perubahan kebijakan pemerintah, perkembangan potensi masyarakat, perkembangan teknologi dan penemuan-penemuan baru).

2.3       Tujuan Peramalan
            Dalam dunia usaha sangat penting diperkirakan hal-hal yang terjadi di masa depan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, terutama dunia usaha itu merupakan bagian dari kehidupan sosial, di mana segala sesuatu yang terjadi serba tidak pasti, sukar diprediksi dengan tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah peramalan / rencana. Peramalan yang dibuat selalu diupayakan agar dapat:
1.        Meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan
2.        Peramalan bertujuan mendapatkan peramalan (forecast) yang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan MSE (Mean Squared Error), MAE (Mean Absolute Error), dan sebagainya.

2.4       Jenis-Jenis Metode Peramalan
Peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu (Assauri, 1984, p4) :
1.        Peramalan Kuantitatif : menggunakan model matematis dengan data masa lalu. Tujuannya mempelajari apa yang telah terjadi di masa lalu untuk meramalkan nilai- nilai yang akan datang.
2.        Peramalan Kualitatif : menggunakan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang membuatnya, karena ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgment atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.
Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut maupun besarnya faktor yang tidak diduga (outliers) yang mempengaruhi nilai ramalan. Peramalan kuantitatif dapat digunakan bila terdapat tiga kondisi berikut: tersedianya informasi masa lalu, informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentik data numerik, dan dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.(Makridakis Et Al, 1999, p19-20).

Peramalan kuantitatif dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu:
1.        Peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu yang disebut deret waktu (time series). M odel deret berskala melakukan pendugaan masa depan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel untuk menemuka pola dalam deret data historis dan mengeksploitasikan.
2.        Peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dnegan variabel lain yang mempengaruhinya yang disebut model kausal/ sebab akibat.
Metode peramalan kualitatif tidak memerlukan data yang serupa seperti peramalan kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada metode tertentu dan biasanya merupakan hasil dari pemikiran intuitif, pertimbangan , dan pengetahuan yang telah didapat. Peramalan kualitatif dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu:
1.        Metode eksploratoris (seperti Dalphi, kurva-S, analogi, dan penelitian morfologis) dimulai dari masa lalu dan masa kini sebagai titik awalnya dan bergerak ke arah masa depan secara heuristik, seringkali dengan melihat semua kemungkinan yang ada.
2.        Metode normatif (seperti matriks keputusan, pohon relevansi, dan analisis sistem) dimulai dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang akan datang, kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai, berdasarkan kendala, sumber daya, dan teknologi yang tersedia.
2.5       Teknik-teknik Peramalan
            Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan teknik peramalan adalah identifikasi dan mengetahui pola dari data. Beberapa teknik peramalan yang dapat digunakan diantaranya ialah teknik peramalan untuk data stasioner, teknik peramalan untuk data trend dan teknik peramalan untuk data siklis.

2.5.1    Teknik Peramalan Untuk Data Stasioner
            Data stasioner dapat didefinisikan data yang nilai rata-ratanya tidak berubah dari waktu ke waktu atau dapat dikatakan data bersifat stabil. Seperti situasi yang berkembang ketika ada peningkatan pola data yang mempengaruhinya maka teknik ini akan relatif stabil. Teknik peramalan stasioner digunakan jika:
1.        Data stabil, lingkungan yang berpengaruh relatif tetap Misalnya angka kerusakan perminggu pada pemasangan bagian-bagian perakitan mesin memiliki rata-rata produksi yang sama, kumpulan penjualan produk atau layanan dalam perkembangan proses kehidupan dan jumlah hasil penjualan dari tingkat usaha yang konstan.
2.        Butuh model yang sangat sederhana karena keterbatasan data, atau memudahkan dalam penjelasan dan pelaksanaan.
Contoh: ketika bisnis atau organisasi itu baru dan hanya sedikit data historis yang tersedia.
3.        Adanya asumsi tertentu sehingga data menjadi lebih stabil.
Contoh: mengganti pendapatan ke pendapatan perkapita atau mengganti penjualan dolar ke jumlah dolar konstan.
4.        Adanya transformasi data sehingga menjadi stabil.
Contoh: mentransformasi rangkaian dengan menggunakan logaritma, akar kuadrat atau pembedaan.
5.        Data adalah himpunan eror dari teknik peramalan yang dianggap cukup baik (memadai).
6.        Teknik yang bisa digunakan
a.     Naïve
b.    Simple averaging
c.     Moving average
d.    Autoregressive moving average (ARMA)

2.5.2    Teknik Peramalan Untuk Data Trend
            Rangkaian Trend ditandai dengan adanya kecenderungan arah data bergerak naik (growth) atau turun (decline) pada jangka panjang. Dengan kata lain
runtun waktu dikatakan mempunyai Trend jika nilai rata-ratanya berubah sewaktu-waktu sehingga diharapkan untuk menambah atau mengurangi selama periode untuk ramalan yang mana yang diinginkan. Teknik peramalan untuk data trend digunakan jika:
1.        Daya produksi yang meningkat atau kemajuan teknologi yang mendorong perubahan gaya hidup (misal: permintaan barang elektronik).
Contoh: permintaan komponen elektronik, yang meningkat dengan adanya komputer dan pemakaian jalan kereta api yang menurun karena adanya pesawat terbang.
2.        Pertambahan jumlah penduduk yang mendorong pada permintaan barang dan jasa.
Contoh: pajak penjualan barang-barang konsumsi, permintaan konsumsi energi, dan penggunaan bahan mentah.
3.        Daya beli dolar yang mempengaruhi perekonomian (inflasi)
Contoh: gaji,biaya produksi dan harga
4.        Penerimaan pasar meningkat.
Contoh: periode pertumbuhan dalam putaran produk baru.
5.        Teknik yang bisa digunakan
a.    Moving average
b.    Holt’ linear exponential smoothing
c.    Simple regression
d.    Growth curve
e.    Exponential
f.      Autoregressive integrated moving average
2.5.3    Teknik Peramalan Untuk Data Siklis
            Efek siklis didefinisikan sebelumnya sebagai fluktuasi bergelombang disekitar Trend. Pola siklis sulit untuk dimodelkan karena pola mereka secara tipikal tidak stabil/ tetap. Fluktuasi seperti gelombang yang naik–turun disekitar Trend jarang terulang di interval waktu yang tetap dan besarnya fluktuasi cenderung bervariasi. Metode dekomposisi dapat diperluas untuk menganalisis data siklis. Akan tetapi, karena sifat yang tidak teratur dari siklus,penganalisaan komponen siklis dari rangkaian sering memerlukan penemuan kejadian yang kebetulan atau kepemimpinan indikator ekonomi. Teknik peramalan untuk data siklis digunakan jika:
1.        Putaran bisnis mempengaruhi variabel minat
Contoh : ekonomi, pasar dan faktor persaingan.
2.        Adanya pergantian selera,mode, dll
Contoh : fashion,musik,makanan,dll.
3.        Terjadinya perubahan dalam penduduk.
Contoh : perang, kelaparan, wabah penyakit dan bencana alam
4.        Adanya pergantian siklus produk
Contoh : pengenalan, pertumbuhan, kematangan dan kejenuhan pasar, dan penurunan.
5.        Teknik yang bisa digunakan
a.    Clasical decompotition
b.    Economic indicator
c.     Econometrics model
d.    Multiple regression
e.     ARIMA

Referensi :
1. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-1-00730-stif%202.pdf
0 komentar

Perencanaan dan Perancangan Produksi Jus Buah Herbal (bab 2)


BAB II
LANDASAN TEORI


2.1       Definisi Peramalan
            Peramalan adalah metode untuk memperkirakan suatu nilai di masa depan dengan menggunakan data masa lalu. Peramalan juga dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian pada masa yang akan datang, sedangkan aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan suatu produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat (Gaspersz, 2002, hal.71).
            Peramalan bukanlah suatu dugaan , karena dugaan hanya mengestimasikan masa mendatang berdasarkan perkiraan saja sedangkan peramalan menggunakan perhitungan matematis sebagai bahan pertimbangan. Peramalan adalah dugaan yang dibuat secara sederhana tentang apa yang akan terjadi di masa depan berdasarakan informasi yang tersedia saat ini (Gaspersz, 2002).
            Dengan kata lain , peramalan adalah proses untuk menduga kejadian atau kondisi di masa mendatang berdasarkan data historis dan pengalaman untuk menemukan kecenderungan dari pola sistematis yang bertujuan memperkecil resiko kesalahan.

2.2       Langkah-Langkah Peramalan
Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah atau prosedur penyusunan yang baik yang akan menentukan kualitas atau mutu dari hasil peramalan yang disusun. Pada dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting, yaitu (Assauri, 1984, p5):
1.        Menganalisis data yang lalu, tahap ini berguna untuk pola yang terjadi pada masa lalu.
2.        Menentukan metode yang dipergunakan. M etode yang baik adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi.
3.        Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang dipergunakan, dan mempertimbangkan adanya beberapa faktor perubahan (perubahan kebijakan-kebijakan yang mungkin terjadi, termasuk perubahan kebijakan pemerintah, perkembangan potensi masyarakat, perkembangan teknologi dan penemuan-penemuan baru).

2.3       Tujuan Peramalan
            Dalam dunia usaha sangat penting diperkirakan hal-hal yang terjadi di masa depan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, terutama dunia usaha itu merupakan bagian dari kehidupan sosial, di mana segala sesuatu yang terjadi serba tidak pasti, sukar diprediksi dengan tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah peramalan / rencana. Peramalan yang dibuat selalu diupayakan agar dapat:
1.        Meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan
2.        Peramalan bertujuan mendapatkan peramalan (forecast) yang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan MSE (Mean Squared Error), MAE (Mean Absolute Error), dan sebagainya.

2.4       Jenis-Jenis Metode Peramalan
Peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu (Assauri, 1984, p4) :
1.        Peramalan Kuantitatif : menggunakan model matematis dengan data masa lalu. Tujuannya mempelajari apa yang telah terjadi di masa lalu untuk meramalkan nilai- nilai yang akan datang.
2.        Peramalan Kualitatif : menggunakan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang membuatnya, karena ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgment atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.
Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut maupun besarnya faktor yang tidak diduga (outliers) yang mempengaruhi nilai ramalan. Peramalan kuantitatif dapat digunakan bila terdapat tiga kondisi berikut: tersedianya informasi masa lalu, informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentik data numerik, dan dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.(Makridakis Et Al, 1999, p19-20).

Peramalan kuantitatif dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu:
1.        Peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu yang disebut deret waktu (time series). M odel deret berskala melakukan pendugaan masa depan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel untuk menemuka pola dalam deret data historis dan mengeksploitasikan.
2.        Peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dnegan variabel lain yang mempengaruhinya yang disebut model kausal/ sebab akibat.
Metode peramalan kualitatif tidak memerlukan data yang serupa seperti peramalan kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada metode tertentu dan biasanya merupakan hasil dari pemikiran intuitif, pertimbangan , dan pengetahuan yang telah didapat. Peramalan kualitatif dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu:
1.        Metode eksploratoris (seperti Dalphi, kurva-S, analogi, dan penelitian morfologis) dimulai dari masa lalu dan masa kini sebagai titik awalnya dan bergerak ke arah masa depan secara heuristik, seringkali dengan melihat semua kemungkinan yang ada.
2.        Metode normatif (seperti matriks keputusan, pohon relevansi, dan analisis sistem) dimulai dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang akan datang, kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai, berdasarkan kendala, sumber daya, dan teknologi yang tersedia.
2.5       Teknik-teknik Peramalan
            Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan teknik peramalan adalah identifikasi dan mengetahui pola dari data. Beberapa teknik peramalan yang dapat digunakan diantaranya ialah teknik peramalan untuk data stasioner, teknik peramalan untuk data trend dan teknik peramalan untuk data siklis.

2.5.1    Teknik Peramalan Untuk Data Stasioner
            Data stasioner dapat didefinisikan data yang nilai rata-ratanya tidak berubah dari waktu ke waktu atau dapat dikatakan data bersifat stabil. Seperti situasi yang berkembang ketika ada peningkatan pola data yang mempengaruhinya maka teknik ini akan relatif stabil. Teknik peramalan stasioner digunakan jika:
1.        Data stabil, lingkungan yang berpengaruh relatif tetap Misalnya angka kerusakan perminggu pada pemasangan bagian-bagian perakitan mesin memiliki rata-rata produksi yang sama, kumpulan penjualan produk atau layanan dalam perkembangan proses kehidupan dan jumlah hasil penjualan dari tingkat usaha yang konstan.
2.        Butuh model yang sangat sederhana karena keterbatasan data, atau memudahkan dalam penjelasan dan pelaksanaan.
Contoh: ketika bisnis atau organisasi itu baru dan hanya sedikit data historis yang tersedia.
3.        Adanya asumsi tertentu sehingga data menjadi lebih stabil.
Contoh: mengganti pendapatan ke pendapatan perkapita atau mengganti penjualan dolar ke jumlah dolar konstan.
4.        Adanya transformasi data sehingga menjadi stabil.
Contoh: mentransformasi rangkaian dengan menggunakan logaritma, akar kuadrat atau pembedaan.
5.        Data adalah himpunan eror dari teknik peramalan yang dianggap cukup baik (memadai).
6.        Teknik yang bisa digunakan
a.     Naïve
b.    Simple averaging
c.     Moving average
d.    Autoregressive moving average (ARMA)

2.5.2    Teknik Peramalan Untuk Data Trend
            Rangkaian Trend ditandai dengan adanya kecenderungan arah data bergerak naik (growth) atau turun (decline) pada jangka panjang. Dengan kata lain
runtun waktu dikatakan mempunyai Trend jika nilai rata-ratanya berubah sewaktu-waktu sehingga diharapkan untuk menambah atau mengurangi selama periode untuk ramalan yang mana yang diinginkan. Teknik peramalan untuk data trend digunakan jika:
1.        Daya produksi yang meningkat atau kemajuan teknologi yang mendorong perubahan gaya hidup (misal: permintaan barang elektronik).
Contoh: permintaan komponen elektronik, yang meningkat dengan adanya komputer dan pemakaian jalan kereta api yang menurun karena adanya pesawat terbang.
2.        Pertambahan jumlah penduduk yang mendorong pada permintaan barang dan jasa.
Contoh: pajak penjualan barang-barang konsumsi, permintaan konsumsi energi, dan penggunaan bahan mentah.
3.        Daya beli dolar yang mempengaruhi perekonomian (inflasi)
Contoh: gaji,biaya produksi dan harga
4.        Penerimaan pasar meningkat.
Contoh: periode pertumbuhan dalam putaran produk baru.
5.        Teknik yang bisa digunakan
a.    Moving average
b.    Holt’ linear exponential smoothing
c.    Simple regression
d.    Growth curve
e.    Exponential
f.      Autoregressive integrated moving average
2.5.3    Teknik Peramalan Untuk Data Siklis
            Efek siklis didefinisikan sebelumnya sebagai fluktuasi bergelombang disekitar Trend. Pola siklis sulit untuk dimodelkan karena pola mereka secara tipikal tidak stabil/ tetap. Fluktuasi seperti gelombang yang naik–turun disekitar Trend jarang terulang di interval waktu yang tetap dan besarnya fluktuasi cenderung bervariasi. Metode dekomposisi dapat diperluas untuk menganalisis data siklis. Akan tetapi, karena sifat yang tidak teratur dari siklus,penganalisaan komponen siklis dari rangkaian sering memerlukan penemuan kejadian yang kebetulan atau kepemimpinan indikator ekonomi. Teknik peramalan untuk data siklis digunakan jika:
1.        Putaran bisnis mempengaruhi variabel minat
Contoh : ekonomi, pasar dan faktor persaingan.
2.        Adanya pergantian selera,mode, dll
Contoh : fashion,musik,makanan,dll.
3.        Terjadinya perubahan dalam penduduk.
Contoh : perang, kelaparan, wabah penyakit dan bencana alam
4.        Adanya pergantian siklus produk
Contoh : pengenalan, pertumbuhan, kematangan dan kejenuhan pasar, dan penurunan.
5.        Teknik yang bisa digunakan
a.    Clasical decompotition
b.    Economic indicator
c.     Econometrics model
d.    Multiple regression
e.     ARIMA
 
;